BAB
I
1.
Latar
belakang
Mangga
yang berkembang di Indonesia berasal dari India. Orang India mempunyai
kepercayaan bahwa mangga adalah penjelmaan dewa Prajapati.
Orang
asing yang pertama melihat tanaman mangga adalah Alexander Agung pada tahun 327
SM. Sedangkan penulis pertama mengenai mangga adalah Huien T’sang pada tahun
632-445 SM. Kumphius (1741) ahli botani menyimpulkan bahwa tanaman mangga baru
beberapa abad ditanam dikepulauan Asia.
Dari
India mangga menyebar kesemenanjung malayasia dan sekitarnya. Penyebaran itu
dibawa oleh pedagang India dan penyebar agama budha dan hindu, sekitar abad ke 4-5
SM. Mangga mulai ditanam pertama kali
dikepulauan Maluku pada tahun 1665. Sedangkan mangga okulasi baru
diimpor dari India pada tahun 1911.
2. Data Botani
Klafikasi
botani tanaman mangga
Divisi :
Spermatophyta
Sub divisi :
Angiospermae
Kelas :
Dicotyledonae
Keluarga :
Anarcadiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera
spp.
Jenis yang banyak ditanam di
Indonesia Mangifera indica L. yaitu mangga arumanis, golek, gedong,
manalagi dan cengkir dan Mangifera foetida yaitu kemang dan kweni.
3. Morfologi
Tanaman
mangga tumbuh berupa pohon, berbatang tegak, bercabang dan banyak ranting
bbertajuk rindang dan hijau sepanjang tahun tinggi pohon mangga bisa
mmencapai 10-14 meter umur pohon bisa
mencapai 100 tahun.
Morfologi
pohon mangga terdiri atas akar, batang,
daun, bunga, bunga menghasilkan pelok yang secara generatif dapat tumbuh
menjadi tanaman baru. Bisa juga secara vegetatif, yaitu dengan cara air layerage (cangkok), okulatie
( tempel), sambung maupun stek atau kultur jaringan.
3.1 Akar
Akar
mangga berbentuk tunggang yang sangat panjang, bisa mencapai 6 meter atau lebih.
Pemanjangan akar akan berhenti kalau
ujung akar telah mencapai permukaan air tanah.
Sesudah
fase perpanjangan akar tunggang berhenti lalu terbentuk akar cabang di bawah
permukaaan tanah jumlah akar cabang
makin kebawah makin sedikit. Paling banyak akar cabang terdapat pada kedalaman 30-60 cm.
Dibawah permukaaan tanah.
3.2 Batang
Mangga
tumbuh berupa pohon dengan
batang tegak batang itu berdahan
berdahan bercabang dan beranting banyak,
cabang dan ranting berdaun lebat membuat tajuk berbentuk kubah, oval atau
memanjang.
Kulit
batang pohon mangga tebal dan kasar pada kulit batang itu terdapat banyak celah-celah kecil dan
sisik bekas tangkai daun warna kulit batang yang sudah tua cokelat ke
abu-abuan. Kelabu tua sampai hampir tua.
Pohon
mangga yang berasal dari biji pada umumnya
berbatang tegak kuat dan tinggi, sedangkan pohon mangga dari hasil vegetatif, berbatang pendek dan
bercabang membentang.
3.3
Berdaun Tunggal
Mangga
berdaun tunggal tanpa anak daun penumpu, letaknya bergantian mengelilingi
ranting. Panjang tangkai daun bervariasi antara 11,25-12,50 cm. Bagian pangkal tangkai membesar sisi sebelah
atas ada alurnya. Panjang daunnya 8-40 cm, lebar 2-12,5 cm. Jumlah tulang daun 18-30 buah. Aturan letak
daun pada batang biasannya 3/8. Tetapi
makin mendekati ujung leteknya saangat berdekatan, sehingga tampak dalam
lingkaran.
Bentuk
daun mangga ada yang seperti mata tombak, lonjong, dengan ujung seperti mata
tombak, segi empat, tetapi berujung runcing seperti mata tombak, atau segi empat
dengan ujung membulat, tepi daun halus, kadang- kadang sedikit bergelombang atau melipat atau
menggulung
Stomata
terdapat pada permukaan daun, tetapi paling banyak pada permukaan daun bawah, permukaan daun
bagian atas hijau mengkilat, bagian bawah hijau muda. Daun yang masih muda
berwarna kemerahan. Umur daun bisa mencapai
satu tahun.
3.4
Bunga
Bunga
mangga terangkai dalam tandan sebagai
bunga majemuk. Dalam keadaan normal bunga tumbuh dari tunas ujung
rangkaian bunganya, berbentuk kerucut dan melebar di bagian bawah
panjang nya 10-60 cm.
Bunga
majemuk terdiri dari sumbu utama yang mempunyai banyak cabang pertama, setiap cabang pertama memiliki banyak cabang kedua, setiap cabang
kedua memiliki cabang ketiga. Dan baru pada cabang ketiga mempunyai suatu
kelompok tiga bunga, setiap kelompok
tiga bunga terdiri dari tiga kuntum bunga. Kuntum binga itu bertangkai pendek berdaun kecil berbau
harum.
Jumlah
bunga setiap tandan bunga berkisar
antara 1000-6000 kuntum. Ukuraan bunga
kecil-kecil berdiameter 6-8 mm.
Setiap rangkaian terdapat bunga jantan dan bunga hermaprodit,
hermaprodit adalah bunga berkelamin dua, jantan dan betina.
Jumlah
bunga jantan terdapat lebih banyak dibandingkan bunga hermaprodit, bunga
hermaprodit sangat menentukan terbentuknya buah, persentasenya dalam satu
tandan berkisar dari1,25-77,9%.
Kelopak
bunganya terdiri dari mahkota bunga berjumlah 5 daun bunga, kadang-kadang ada
yang 4-8. Panjang daun mahkota bunga 2 kali panjang kelopak bunga.
Warna
bunga mangga kuning pucat, sedang bagian tengah (perut) terdapat garis timbul. Sebanyak 3-5 dengan
warna kuning sedikit tua. Warna tepi daun mahkota putih, tetapi ketika akan
layu berwarna kemerahan.
Benang
sari bunga mangga ada 5, tapi yang subur hanya 1 atau kadang dua buah, yang
lain steril. Benang sari yang subur biasanya hampir sama panjang dengan putik,
panjangnya sekitar 2 mm, benang sari yang steril lebih pendek.
Warna
kepala putik kemerah-merahan, warna itu akan berubah menjadi ungu pada waktu
kepala sari membuka untuk memberi kesempatan tepung sari dewasa menyerbuki
kepala putik. Bentuk tepung sari memanjang, panjangnya 20-35 mikron.
3.5
Buah
Buah
mangga termasuk kelompok buah berdaging. Panjang buah berkisar antara 2,5-30
cm. Bentuknya ada yang bulat, bulat
telur (elips). Bulat memanjang dan pipih.
Warna
buah bermacam–macam, tergantung varietas.
Variasinya ada yang hijau ,
kuning ,merah atau campuran masing-masing warna itu.
Ujung
buah ada yang berbentuk runcing biasaanya disebut paruh, diatas paruh ada
bagian yang membengkok disebut sinus. Yang dilanjutkan kebagian perut, bagain
belakang perut disebut punggung.
Kulit
mangga (eksokrap) tebal. Pada permukaan terdapat titik kelenjar daging buah
mangga (mesokrap) ada yang tebal dan ada yang tipis, tergantung jenis dan
varietasnya.
Daging
buah mangga ada yang berserat dan ada yang tidak ada, ada yang berair dan ada
juga yang tidak berair. Rasanya ada yang manis dan yang masam, warnanya ada
yang krem, kuning atau orange.
4.
Syarat Tumbuh
Didaerah
tropis mangga dapat tumbuh sampai daerah
pegunungan setinggi 1300 m dpl. Namun pertumbuhan dan produksinya jelek yang
paling cocok yaitu didataran rendah sampai pada ketinggian 500 m dpl.
Pertmbuhan
mangga dipengaruhi oleh ketinggian tanah dari permukaan laut. Setiap naik 130
m waktu pembungaan mangga tertunda 4
hari. Sedangkan temperatur pertumbuhan yang optimum untuk mangga adalah
berkisar 24o-27o C. Tapi masih bisa bertahan pada
temperatur 4o-10o C. Tapi pertumbuhan dan produksi akan
terganggu, sedangkan pada temperatur 42o-44o C. Masih
bisa bertahan tapi pertumbuhan dan produksi terganggu.
Curah
hujan minimal 1000 mm pertahun dan musim kering 4-6 bulan pertahun, setiap
bulan rata-rata hujan tidak sampai 60 mm pertahun. Angin mempengaruhi produktivitas
mangga, adanya angin kencang akan
mempercepat penguapan air dari tanah, air yang diperlukan banyak berkurang
sehingga pertumbuhan mangga tidak bisa
optimal. Dampakl lain buah mangga banyak yang rontok, untuk menghindari
pengaruh negatif dari angin kencang, ditepi
perkebunan mangga ditanami tanaman pematah angin.
BAB II
TEHNIK BUDIDAYA
1. Pengolahan Media Tanam
1)
Persiapan
Penetapan areal untuk
perkebunan mangga harus memperhatikan faktor kemudahan transportasi dan sumber
air.
2)
Pembukaan Lahan
a) Membongkar tanaman yang tidak diperlukan dan mematikan
alang-alang serta menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu dari areal tanam.
b) Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah yang terlalu
besar.
3)
Pengaturan Jarak Tanam
Pada tanah yang kurang subur, jarak tanam dirapatkan sedangkan
pada tanah subur, jarak tanam lebih renggang. Jarak tanam standar adalah 10 m
dan diatur
dengan
cara:
a) segi tiga sama kaki.
b) diagonal.
c) bujur sangkar (segi empat).
2. Teknik Penanaman
1)
Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat dengan panjang, lebar dan kedalaman 100 cm.
Pada waktupenggalian, galian tanah sampai kedalaman 50 cm dipisahkan dengan
galian dari kedalaman 50-100 cm. Tanah galian bagian dalam dicampur dengan
pupuk kandang lalu dikeringanginkan beberapa hari. Masukkan tanah galian bagian
atas diikuti tanah galian bagian bawah. Pembuatan lubang tanam dilakukan pada musim
kemarau.
2)
Cara Penanaman
Lubang tanam yang telah ditimbun digali kembali dengan ukuran
panjang danlebar 60 cm pada kedalaman 30 cm, taburi lubang dengan furadan 10-25
gram.Polibag bibit digunting sampai ke bawah, masukkan bibit beserta tanahnya
danmasukkan kembali tanah galian sampai membentuk guludan. Tekan tanah
disekitar batang dan pasang kayu penyangga tanaman.
3)
Penanaman Pohon Pelindung
Pohon pelindung ditanam untuk menahan hembusan angin yang kuat.
Jenis yangbiasa dipakai adalah pohon asam atau trembesi.
3. Pemeliharaan Tanaman
1) Penyiangan
Penyiangan tidak dapat
dilakukan sembarangan, rumput/gulma yang telah dicabutdapat dibenamkan atau
dibuang ke tempat lain agar tidak tumbuh lagi.Penyiangan juga biasa dilakukan
pada waktu penggemburan dan pemupukan.
2) Penggemburan/Pembubunan
Tanah yang padat dan tidak
ditumbuhi rumput di sekitar pangkal batang perludigemburkan, biasanya pada awal
musim hujan. Penggemburan tanah di kebunmangga cangkokan jangan dilakukan
terlalu dalam.
3) Perempelan/Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk
membentuk kanopi yang baik dan meningkatkan produksi. Ketika tanaman telah
mulai bertunas perlu dilakukan pemangkasan tunas agar dalam satu cabang hanya
terdapat 3–4 tunas saja. Tunas yang dipilih jangan terletak sama tinggi dan
berada pada sisi yang berbeda. Tunas dipelihara selama kurang lebih 1 tahun
saat tunas-tunas baru tumbuh kembali. Pada saat ini dilakukan pemangkasan kedua
dengan meninggalkan 2-3 tunas. Pemangkasan ketiga, 1 tahun kemudian, dilakukan
dengan cara yang sama dengan pemangkasan ke-2.
4) Pemupukan
a) Pupuk organik
1.
Umur tanaman 1-2 tahun: 10 kg pupuk kandang, 5 kg pupuk kandang.
2.
Umur tanaman 2,5–8 tahun: 0,5 kg tepung tulang, 2,5 kg abu.
3. Umur tanaman 9 tahun: tepung tulang dapat diganti pupuk kimia
SP-36, 50kg pupuk kandang, 15 kg abu.
4.
Umur tanaman > 10 tahun: 100 kg pupuk kandang, 50 kg tepung tulang, 15kg
abu.
Pupuk
kandang yang dipakai adalah pupuk yang sudah tercampur dengantanah. Pemberian
pupuk dilakukan di dalam parit keliling pohon sedalamsetengah mata cangkul (5
cm).
b) Pupuk anorganik
1.
Umur tanaman 1-2 bulan : NPK (10-10-20) 100 gram/tanaman.
2.
Umur tanaman 1,5-2 tahun: NPK (10-10-20) 1.000 kg/tanaman.
3.
Tanaman sebelum berbunga: ZA 1.750 gram/tanaman, KCl 1.080
gram tanaman.
4.
Tanaman waktu berbunga : ZA 1.380 gram/tanaman, Di kalsium fosfat 970
gram/tanaman,
KCl 970 gram/tanaman.
5.
Tanaman setelah panen: ZA 2700 gram/tanaman, Di kalsium fosfat 1.940
gram/tanaman,
KCl 1.940 gram/tanaman.
5)
Peningkatan Kuantitas Buah
Dari sejumlah besar bunga
yang muncul hanya 0,3% yang dapat menjadi buah yang dapat dipetik. Untuk
meningkatkan persentase ini dapat disemprotkan polinator maru atau
menyemprotkan serbuk sari diikuti pemberian 300 ppm hormon giberelin. Dengan
cara ini, persentase pembentukan buah yang dapat dipanen dapat ditingkatkan
menjadi 1,3%.
4. Panen
1. Ciri dan Umur Panen
Mangga cangkokan mulai
berbuah pada umur 4 tahun, mangga okulasi pada umur5-6 tahun. Banyaknya buah
panen pertama hanya 10-15 buah, pada tahun ke 10 jumlah buah dapat mencapai
300-500 buah/pohon. Panen besar biasanya jatuh dibulan September-Oktober.
Tanda buah sudah dapat
dipanen adalah adanya buah yang jatuh karena matang sedikitnya 1 buah/pohon,
warna buah arumanis/manalagi berubah menjadi hijau tuakebiruan, warna buah
mangga golek/gedong berubah menjadi kuning/merah Buah yang dipetik harus masih
keras.
2. Cara Panen
Pada saat pemetikan, buah
jangan sampai terpotong, tercongkel atau jatuh sampai memar. Buah dipetik di
sore hari dengan menggunakan pisau tajam atau dengan galah yang diujungnya
terdapat pisau dan keranjang penampung buah.
3. Periode Panen
Di Indonesia pohon mangga berbunga
satu tahun sekali sehingga panen dilakukan satu periode dalam satu tahun. Dari
satu pohon, buah tidak akan masak bersamaan sehingga dilakukan beberapa kali
panen.
4. Perkiraan Produksi
Pohon muda okulasi
menghasilkan 50-100 buah/tahun, meningkat sampai 300-500 buah pada umur 10
tahun, 1.000 buah pada umur 15 tahun dan 2.000 buah pada waktu produksi
maksimum di umur 20 tahun.
5. Pascapanen
1. Pengumpulan
Buah hasil panen dikumpulkan
di tempat yang teduh.
2. Penyortiran dan Penggolongan
Mangga yang rusak dipisahkan
dengan mangga yang mulus. Setelah sortasi buah mangga dilap untuk menghilangkan
getah yang dapat menurunkan mutu terutama jika buah akan dipasarkan ke pasar
swalayan atau luar negeri.Buah yang akan dipasarkan di dalam negeri dapat
diperam untuk mempercepat pemasakan. Sortasi didasarkan berat buah atau ukuran
buah. Kelas berdasarkan berat buah antara lain:
a) Kelas I: > 320 gram/buah
b) Kelas II: 270 - 320 gram/buah
c) Kelas III: 200 - 270 gram/buah
Sedangkan berdasarkan ukuran buah dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
a) Klasifikasi Besar: arum manis > 17,5 cm, golek > 20 cm
b) Klasifikasi Sedang: arum manis 15 - 17,5 cm, golek 17,5 - 20 cm
c) Klasifikasi Kecil: arum manis < 15 cm, golek < 17,5 cm
3. Penyimpanan
Buah mangga yang telah dipetik
disimpan ditempat yang kering, teduh dan sejuk.
BAB III
HAMA DAN PENYAKIT
1. Hama
1) Kepik mangga (Cryptorrhynoccus gravis)
Menyerang buah dan masuk ke
dalamnya. Pengendalian: dengan semut merah yang menyebabkan kepik tidak
bertelur.
2) Bubuk buah mangga
Menyerang buah sampai tunas
muda. Kulit buah kelihatan normal, bila dibelah terlihat bagian dalamnya
dimakan hama ini. Pengendalian: memusnahkan buah mangga yang jatuh
akibat hama ini, menggunakan pupuk kandang halus, mencangkul tanah di sekitar
batang pohon dan menyemprotkan insektisida ketanah yang telah dicangkul.
3) Bisul daun(Procontarinia matteiana.)
Gejala: daun menjadi berbisul dan daun menjadi berwarna coklat, hijau
dan kemerahan. Pengendalian: penyemprotan buah dan daun dengan
Ripcord,Cymbuth atau Phosdrin tiga kali dalam seminggu, membakar daun yang terserang,
menggemburkan tanah untuk mengeluarkan kepompong dan memperbaiki aerasi.
4) Lalat buah
Gejala: buah busuk, jatuh dan menurunkan produktivitas. Pengendalian:
dengan memusnahkan buah yang rusak, memberi umpan berupa larutan sabun atau
metil eugenol di dalam wadah dan insektisida.
5) Wereng ( Idiocerus clypealis, I. Niveosparsus, I. Atkinsoni)
Jenis wereng ini berbeda
dengan yang menyerang padi. Wereng ini menyerang daun, rangkaian bunga dan
ranting sambil mengeluarkan cairan manis sehingga mengundang semut api untuk
memakan tunas atau kuncup. Cairan yang membeku menimbulkan jamur kerak hitam. Pengendalian
dengan insektisida Diazinon dan pengasapan seminggu empat kali.
6) Tungau (Paratetranychus yothersi, Hemitarsonemus latus)
Tungau pertama menyerang
daun mangga yang masih muda sedangkan yang kedua menyerang permukaan daun
mangga bagian bawah. Keduanya menyerang rangkaian bunga. Pengendalian dengan
menyemprotkan tepung belerang, insektisida Diazinon atau Basudin.
7) Codot
Memakan buah mangga di malam
hari. Pengendalian: dengan membiarkan semut kerangkeng hidup di sela
daun mangga, memasang kitiran angin berpeluit dan melindungi pohon dengan
jaring.
2. Penyakit
1) Penyakit mangga
Penyebab: jamur Gloeosporium mangifera. Jamur ini menyebabkan bunga
menjadi layu, buah busuk, daun berbintik-bintik hitam dan menggulung. Pengendalian:
fungisida Bubur Bordeaux.
2) Penyakit diplodia
Penyebab: jamur Diplodia sp. Tumbuh di luka tanaman muda hasil okulasi.
Pengendalian: dengan bubur bordeaux. Luka diolesi/ditutup
parafin-carbolineum.
3) Cendawan jelaga
Penyebab: virus Meliola mangifera atau jamur Capmodium mangiferum.
Daun mangga yang diserang berwarna hitam seperti beledu. Warna hitam disebabkan
oleh jamur yang hidup di cairan manis. Pengendalian: dengan memberantas serangga
yang menghasilkan cairan manis dengan insektisida atau tepung belerang.
4) Bercak karat merah
Penyebab: jamur Colletotrichum gloeosporiodes. Menyerang daun,
ranting, bunga dan tunas sehingga terbentuk bercak yang berwarna merah.
Penyakit ini sangat mempengaruhi proses pembuahan. Pengendalian:
pemangkasan dahan, cabang, ranting, menyemprotkan fungisida bubuk bordeaux atau
sulfat tembaga.
5) Kudis buah
Menyerang tangkai bunga, bunga,
ranting dan daun. Gejala: adanya bercak kuning yang akan berubah menjadi
abu-abu. Pembuahan tidak terjadi, bunga berjatuhan. Pengendalian:
fungisida Dithane M-45, Manzate atau Pigone tiga kali seminggu dan memangkas
tangkai bunga yang terserang.
6) Penyakit Blendok
Penyebab: jamur Diplodia recifensis yang hidup di dalam lubang yang
dibuat oleh kumbang Xyleborus affinis).
Lubang mengeluarkan getah yang akan berubah warna menjadi coklat atau hitam. Pengendalian:
memotong bagian yang sakit, lubang ditutupi dengan kapas yang telah dicelupkan
ke dalam insektisida dan menyemprot pohon dengan bubur bordeaux.
7.3. Gulma
Benalu memberikan kerusakan
dalam waktu pendek karena menyebabkan makanan tidak diserap tanaman secara
sempurna. Pengendalian dengan memotong cabang yang terserang, menebang tanaman
yang diserang benalu dengan berat
BAB IV
ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
1.Analisis Usaha Budidaya
Analisis biaya budidaya
tanaman mangga dengan luas lahan 1 hektar selama 10 tahun di daerah Jawa Barat
pada tahun 1999.
1) Biaya produksi
1. Sewa lahan kebun 10 tahun @ Rp. 1.500.000,- Rp. 15.000.000,-
2. Bibit 121 batang @ Rp.10.000,- Rp. 1.210.000,-
3. Pupuk
- Pupuk kandang 3 ton/tahun @ Rp. 60.000,- Rp. 1.800.000,-
- Urea 28 kg @ Rp. 1.115
Tahun ke 1 dan 2 @ Rp. 31.220,- Rp. 62.440,-
Tahun ke-3 Rp. 49.060,-
Tahun ke-4 Rp. 61.325,-
Tahun ke-5 s/d ke-10 @ Rp. 92.545,- Rp. 555.270,-
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 10/ 13
- TSP 11 kg @ Rp. 1.600,-
Tahun ke-1 Rp. 17.600,-
Tahun ke-2 Rp. 26.400,-
Tahun ke-3 Rp. 52.800,-
Tahun ke-4 Rp. 61.600,-
Tahun ke-5 s/d ke-10 @ Rp. 88.000,- Rp. 528.000,-
- KCl 11 kg @ Rp. 1.650,-
Tahun ke-1 Rp. 18.150,-
Tahun ke-2 Rp. 27.225,-
Tahun ke-3 Rp. 36.300,-
Tahun ke-4 Rp. 45.305,-
Tahun ke-5 s/d ke-10 @ Rp. 72.600,- Rp. 435.600,-
4. Pestisida
- Furadan 3 kg @ Rp. 12.500,- Rp. 370.500,-
5. Peralatan
- Cangkul 2 buah @ Rp. 10.000,- Rp. 20.000,-
- Koret 2 buah @ Rp. 5.000,- Rp. 10.000,-
- Parang 1 buah @ Rp. 7.000,- Rp. 7.000,-
- Sprayer 0,1 buah @ Rp. 25.000,- Rp. 25.000,-
6. Tenaga kerja
- Pembersihan lahan 30 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 225.000,-
- Pembuatan drainase 25 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 187.500,-
- Pengajiran 4 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 30.000,-
- Pembuatan teras piringan 20 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 150.000,-
- Pembuatan lubang tanam 15 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 112.500,-
- Pemupukan dasar 5 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 37.500,-
- Penanaman 7 HOK @ RP. 7.500,- Rp. 52.500,-
- Penyulaman 6 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 45.000,-
- Penyiangan 20 HOK/tahun @ Rp. 7.500,- Rp. 1.500.000,-
- Pemupukan 10 HOK/tahun @ Rp. 7.500,- (ke 2 -10) Rp. 675.000,-
- Perlindungan tanaman 4HOK/tahun @ Rp. 7.500,- Rp. 300.000,-
- Perbaikan drainase 12 HOK/tahun @ Rp. 7.500,- (2-9) Rp.
810.000,-
- Pemangkasan 10 HOK/th @ Rp. 7.500,- (ke-5 - 10) Rp. 450.000,-
7. Panen dan pasca panen
- Pemanenan
Tahun ke-5, 22 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 165.000,-
Tahun ke-6, 35 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 264.000,-
Tahun ke-7, 48 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 363.000,-
Tahun ke-8, 62 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 462.000,-
Tahun ke-9, 75 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 561.000,-
Tahun ke-10, 84 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 627.000,-
- Kemasan dan pemasaran
Tahun ke-5 Rp. 330.000,-
Tahun ke-6 Rp. 528.000,-
Tahun ke-7 Rp. 686.000,-
Tahun ke-8 Rp. 892.000,-
Tahun ke-9 Rp. 1.160.000,-
Tahun ke-10 Rp. 1.508.000,-
Jumlah biaya produksi dalam 10 tahun Rp. 32.479.675,-
2) Pendapatan
- Tahun ke-5: 5.500 buah @ Rp. 500,- Rp. 2.750.000,-
- Tahun ke-6: 8.800 buah @ Rp. 500,- Rp. 4.400.000,-
- Tahun ke-7: 12.100 buah @ Rp. 500,- Rp. 6.050.000,-
- Tahun ke-8: 15.400 buah @ Rp. 500,- Rp. 7.700.000,-
- Tahun ke-9: 18.700 buah @ Rp. 500,- Rp. 9.350.000,-
- Tahun ke-10: 20.900 buah @ Rp. 500,- Rp. 10.450.000,-
Jumlah Pendapatan Rp. 40.700.000,-
3) Keuntungan :
1. Dalam 10 tahun Rp. 8.220.325,-
4) Parameter kelayakan usaha
1. B/C rasio = 1,25
s
BAB V
KESIMPULAN
Jadi
dalam usaha budidaya mangga ini perlu banyak aspek yang harus diperhatikan.
Karena untuk mengahasilkan tanaman yang produktivitasnya tinggi maka perlu di
beri asupan nutrisi yang cukup dan harus
memperhatikan keadaan lingkungan. Perhitungan iklim yang matang dan waktu
penanaman serta pemeliharaan. Agar tidak terjadi kerugian.
Tanaman mangga juga selain untuk tanaman depan
rumah yang berfungsi sebagai peneduh, bisa juga menambah asupan nutrisi bagi
keluarga petani tersebut. Juga membantu kesejahteraan petani dari penjualan
mangga sehingga menaikan tingkat
kesejahteraan.
Untuk
itu diharapkan kepada masyarakat Indonesia untuk menanam tanaman mangga ini,
untuk penghijauan dan mengurangi global warming sesuai anjuran pemerintah yaitu
one men one tree.
DATAR PUSTAKA
1) Bambang Marhijanto, Drs & Setiyo Wibowo. 1994. Bertanam Mangga. Arkola. Surabaya.
2) Bonus Trubus No. 345. 1998. Celah-celah
Usaha Terpilih
3) Pracaya, Ir. 1998.
Bertanam Mangga. Penebar Swadaya. Jakarta
4) Rismunandar. 1990. Membudayakan Tanaman Buah-buahan. Sinar
Baru Bandung
No comments:
Post a Comment