KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas
terstruktur mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman yang berupa makalah dengan judul
“Makalah Budidaya Buah semangka” dengan tepat waktu.
Dalam makalah ini, kami selaku penulis
membahas teknologi yang diterapkan untuk budidaya semangka. Kami selaku penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
selaku penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak agar penyusunan makalah selanjutnya
menjadi lebih baik.
Kami selaku penulis mengucapkan
terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Gabus,
29 September 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR
ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 2
1.3 Tujuan........................................................................................ 2
BAB
II TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Sejarah Singkat Tanaman Semangka............................................... 3
2.2 Jenis
Tanaman................................................................................. 3
2.3 Manfaat Tanaman........................................................................... 3
2.4 Sentra Penanaman........................................................................... 4
2.5 Syarat
Pertumbuhan....................................................................... 4
2.6
Pedoman
Budidaya........................................................................ 5
2.7
Hama
Dan Penyakit..................................................................... 11
2.8
Panen............................................................................................. 14
2.9
Pascapanen................................................................................... 15
BAB
III PEMBAHASAN
3.1 Teknologi produksi Tanaman Semangka
Dengan Bio Mikoriza................................................................... 17
3.2 Gambaran
Prospek Pengembangan Agribisnis
Komoditas Semangka.................................................................. 19
3.3
Analisa Usaha Budidaya Semangka............................................... 19
BAB
IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.................................................................................... 22
4.2 Saran.............................................................................................. 22
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sejak
tahun 1998 pusat Penelitian Bioteknologi – LIPI Cibinong bekerja sama dengan
Osaka Gas Co. Ltd. Jepang telah mengembangkan teknologi produksi pupuk bio
berbasis mikorisa di indonesia. Bio produk berbasis mikorisa ini yang dikenal
dengan nama komersial “Cerakingkong” sudah sangat populer digunakan oleh petani
di jepang untuk mengembangkan berbagai jenis tanaman baik tanaman pertanian,
hortikultura, maupun hutan. Petani jepang sudah sangat memahami manfaat dari
bioproduk ini khususnya untuk pelestarian lingkungan secara rutin menggunakan
pupuk bio untuk manghasilkan bahan mkanan organik yang aman bagi kesehatan
manusia.
Selanjutnya
Osaka Gas bekerja sama dengan Pusat penelitian Bioteknologi – LIPI melaksanakan
alih teknologi untuk produksi pupuk bio di indonesia. Dalam kurun waktu yang
cukup panjang akhirnya teknologi produksi pupuk bio ini dapat dialihkan dengan
memanfaatkan materi yang tersedia di indonesia. Uji coba produuk pupuk bio ini
dilakukan dengan biokontrol terhadap kualitas produk yang dihasilkan dan sudah
dievaluasi secara detail. Saat ini teknologi produksi pupuk bio mikorisa sudah
dinyatakan sebagai teknologi yang teruji dan siap untuk diperkenalkan kepada
petani indonesia. Melalui Program Iptekda – LIPI, produk pupuk bio berbasis
mikorisa diterapkan dalam budidaya semangka di daerah lahan pasir pantai Samas
dusun Tegal Rejo, desa Srigading, Kecamatan Senden, kabupaten Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Tahun
2004 LIPI dan Pemeritah Daerah Istimewa Yogyakarta telah bersepakat
menandatangani MOU untuk pengembangan lahan berpasir di daerah Bantul dan Kulon
Progo. Bantul merupakan daerah sentra pertanian berbagai jenis tanaman
diantaranya semangka, melon, bawang merah, cabe, terong, dan bunga melati serta
buah Naga yang merupakan komoditas baru dan cocok untuk dikembangkan di lahan
kering berpasir. Komoditas tanaman terpilih ini didasarkan atas kesesuaian
lahan yang sangat berpasir ( 90% terdiri dari pasir ) serta nilai ekonomi dari
produk yang dihasilkan. Teknologi yang telah diterapkan di lahan berpasir
selain sistem pengairan melalui “sumur renteng” adalah teknologi pengolahan
lahan yang dikenal dengan “ameliorasi”. Teknologi ameliorasi adalah teknik
pencampuran pasir dengan tanah liat agar pasir dapat terikat dan tidak terjadi
pencucian hara yang tinggi akibat porositas.
Hasil
musyawarah dengan kelompok tani lahan brpasir, disepakati bahwa pupuk bio
mikoriza akan diterapkan pada tanaman semangka sesuai dengan penggiliran musim
tanam di lahan berpasir.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1.2.1
teknologi yang diterapkan dalam budidaya
semangka berbasis organik?
1.2.2
Bagtaimana prospek
pengembangan budidaya semangka organik?
1.2.3
Bagaimana analisis
usaha budidaya semangka organik?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan
dari rumusan masalahnya adalah untuk mengetahui:
1.3.1
Teknologi yang diterapkan
dalam budidaya semangka berbasis organik
1.3.2
Prospek pengembangan
budidaya semangka organik
1.3.3
Analisis usaha budidaya
semangka organik
PEDOMAN BUDIDAYA SEMANGKA
6.1.
|
Pembibitan
- Persyaratan Bibit
Pemilihan jenis benih semangka yg disemaikan adalah: Hibrida import,
terutama benih jenis Triploid (non biji) yg mempunyai kulit biji yg sangat
keras & jenis Haploid (berbiji).
- Penyiapan Benih
Jenis benih Hibrida impor, terutama jenis bibit triploid setelah
dipilih disiapkan alat bantu utk menyayat/merenggangkan sedikit
karena tanpa direnggangkan biji tersebut sulit utk berkecambah, alat
bantu tersebut berbentuk gunting kuku yg mempunyai bentuk segitiga
panjang berukuran kecil & disediakan tempat kecil yg mempunyai
permukaan lebar. Jenis Haploid dgn mudah disemai karena bijinya
tidak keras sehingga mudah membelah pd waktu berkecambah.
- Teknik Penyemaian Benih
Teknik penyemaian benih semangka dilakukan melalui beberapa tahapan,
yaitu :
1.
|
Perenggangan bibit biji
semangka terlebih dahulu supaya utk mempermudah dlm proses
pertumbuhannya;
|
2.
|
Perendaman biji dlm suatu
satuan obat yg diramu dari bahan-bahan: 1 liter air hangat suhu 20-25
derajat C; 1 sendok teh hormon (Atornik, Menedael, Abitonik); 1 sendok
peres fungisida (obat anti jamur) seperti: Difoldhan 4T, Dacosnil 75
WP, Benlate; 0,5 sendok teh peres bakterisida (Agrept 25 WP). Setelah
direndam 10-30 menit, diangkat & ditiriskan sampai air tidak
mengalir lagi & bibit siap dikecambahkan.
|
- Pemeliharaan
Pembibitan/Penyemaian
Kantong-kantong persemaian diletakkan berderet agar terkena sinar
matahari penuh sejak terbit hingga tenggelam. Diberi perlindungan
plastik transparan serupa rumah kaca mini & utk salah satu
ujungnya terbuka dgn pinggiran yg terbuka. Pemupukan dilakukan lewat
daun utk memacu perkembangan bibit dicampur dgn obat, dilakukan
rutin setiap 3 hari sekali. pd usia 14 hari, benih-benih dipindahkan
ke lapangan yg telah matang & siap ditanami benih tersebut.
- Pemindahan Bibit
Setelah pengecambahan
dilakukan penyemaian bibit menggunakan kantongkantong plastik
berukuran : 12 cm x (0,2 - 0,3 )mm. Satu kantong ditanam satu benih
(sudut kantong dipotong secukupnya utk pengurangan sisa air) & diisi
campuran tanah dgn pupuk organik komposisi: 1 bagian tanah kebun, 1
bagian kompos/humus, 1 bagian pupuk kandang yg sudah matang. Setelah
bibit berumur 12-14 hari & telah berdaun 2-3 helai, dipindahkan
ke areal penanaman yg telah diolah.
|
|
6.2.
|
Pengolahan Media Tanam
- Persiapan
Bila areal bekas kebun, perlu dibersihkan dari tanaman terdahulu yg masih
tumbuh. Bila bekas persawahan, dikeringkan dulu beberapa hari sampai
tanah itu mudah dicangkul, kemudian diteliti pH tanahnya.
- Pembukaan Lahan
Lahan yg ditanami dilakukan pembalikan tanah utk menghancurkan tanah
hingga menjadi bongkahan-bongkahan yg merata. Tunggul bekas
batang/jaringan perakaran tanaman terdahulu dibuang keluar dari
areal, & juga segala jenis batuan yg ada dibuang, sehingga tidak
m’pengaruhi perkembangan tanaman semangka yg akan ditanam di areal
tersebut.
- Pembentukan Bedengan
Tanaman semangka membutuhkan bedengan supaya air yg terkandung di
dlm tanah mudah mengalir keluar melalui saluran drainase yg dibuat.
Jumlah bedengan tergantung jumlah baris tanam yg dikehendaki oleh si
penanam (bentuk bedengan baris tanaman ganda, bedengan melintang pd areal
penanaman). Lebar bedengan 7-8 meter, tergantung tebal tipis & tinggi
bedengan (tinggi bedengan minimum 20 cm).
- Pengapuran
Dilakukan dgn pemberian
jenis kapur pertanian yg me-ngandung unsur Calsium (Ca) & Magnesium
(Mg) yg bersifat menetralkan keasaman tanah & menetralkan racun
dari ion logam yg terdapat didalam tanah. dgn kapur Karbonat/kapur
dolomit. Penggunaan kapur per 1000 m2 pd pH tanah 4-5 diperlukan
150-200 kg dolomit , utk antara pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit
& pH >6 dibutuhkan dolomit sebanyak 50 kg.
- Pemupukan
Pupuk yg dipakai adalah
pupuk organik & pupuk buatan. Pupuk kandang yg digunakan adalah
pupuk kandang yg berasal dari hewan sapi/kerbau & dipilih pupuk
kandang yg sudah matang. Pupuk kandang berguna utk membantu
memulihkan kondisi tanah yg kurang subur, dgn dosis 2 kg/ bedengan.
Caranya, ditaburkan disekeliling baris bedengan scr merata.
Pupuk tersebut terdiri atas: (a) Pupuk Makro yg terdiri dari unsur
Nitrogen, Phospor, Kalsium (dibuat dari pupuk ZA, TSP & KCl);
(b) Pupuk Mikro yg terdiri dari Kalsium (Ca) Magnesium (Mg) Mangaan
(Mn), Besi (Fe), Belerang (S), Tembaga (Cu), Seng (Zn) Boron (Bo)
& Molibden (Mo).
Pupuk tersebut, dijual dgn beberapa merek seperti Mikroflex,
Microsil dll. Penggunaannya, dicampur 1% obat anti hama penggerek
batang.
- Lain-lain
Tahap penghalusan & perataan bongkahan tanah pd sisi bedengan pd
tempat penanaman semangka dilakukan dgn cangkul. Di bagian tengah,
sbg landasan buah pd bedengan, diratakan & diatas lapisan ini
diberi jerami kering utk perambatan semangka & peletakan buah.
Bedengan perlu disiangi, disiram & dilapisi jerami kering
setebal 2-3 cm & plastik mulsa dgn lebar plastik 110-150 cm agar
menghambat penguapan air & tumbuh tanaman liar. Pemakaian
plastik lebih menguntungkan karena lebih tahan lama, sampai 8-12
bulan pd areal terbuka (2 - 3 kali periode penanaman). Plastik sisa
yg berwarna perak yg memantulkan sinar matahari & scr tidak
langsung membantu tanaman banyak mendapat sinar matahari utk pertumbuhannya.
|
|
6.3.
|
Teknik Penanaman
- Penentuan Pola Tanaman
Tanaman semangka m’rupakan tanaman semusim dgn pola tanam
monokultur.
- Pembuatan Lubang Tanam
Penanaman bibit semangka pd lahan lapangan, setelah persemaian
berumur 14 hari & telah tumbuh daun ± 2-3 lembar. Sambil
menunggu bibit cukup besar dilakukan pelubangan pd lahan dgn kedalaman
8-10 cm. Persiapan pelubangan lahan tanaman dilakukan 1 minggu
sebelum bibit dipindah ke darat. Berjarak 20-30 cm dari tepi
bedengan dgn jarak antara lubang sekitar 80-100 cm/tergantung tebal
tipisnya bedengan. Lahan tertutup dgn plastik mulsa, maka diperlukan
alat bantu dari kaleng bekas cat ukuran 1 kg yg diberi lubang-lubang
disesuaikan dgn kondisi tanah bedengan yg diberi lobang.
- Cara Penanaman
Setelah dilakukan pelubangan, areal penanaman disiram scr massal
supaya tanah siap menerima penanaman bibit sampai menggenangi areal
sekitar ¾ tinggi bedengan, & dibiarkan sampai air meresap.
Sebelum batang bibit ditanam dilakukan perendaman, agar mudah
pelepasan bibit menggunakan kantong plastik yg ada. Langkah
imunisasi dilakukan dgn perendaman selama 5-10 menit disertai
campuran larutan obat obatan. Susunan obat terdiri dari: 1 sendok
teh hormon Atonik, Abitonik, dekamon, menedael, 1 sendok teh peres
bakterisida tepung, 1 sendok teh peres fungisida serbuk/tepung
(Berlate, dithane M-45, Daconiel).
Urutan penanaman adalah sbg berikut:
a)
|
Kantong plastik diambil
hati-hati supaya akar tidak rusak.
|
b)
|
Tanam dgn tanah posisi
kantong & masukkan ke lubang yg sudah disiapkan
|
c)
|
Celah-celah lubang ditutup
dgn tanah yg telah disiapkan
|
d)
|
Lubang tanaman yg tersisa
ditutup dgn tanah & disiram sedikit air agar media bibit menyatu
dgn tanah disekeliling dpt bersatu tanpa tersisa.
|
|
|
6.4.
|
Pemeliharaan Tanaman
- Penjarangan & Penyulaman
Tanaman semangka yg berumur 3-5 hari perlu diperhatikan, apabila
tumbuh terlalu lebat/tanaman mati dilakukan penyulaman/diganti dgn bibit
baru yg telah disiapkan dari bibit cadangan. Dilakukan penjarangan
bila tanaman terlalu lebat dgn memangkas daun & batang yg tidak
diperlukan, karena menghalangi sinar matahari yg membantu
perkembangan tanaman.
- Penyiangan
Tanaman semangka cukup mempunyai dua buah saja, dgn pengaturan
cabang primer yg cenderung banyak. Dipelihara 2-3 cabang tanpa
memotong ranting sekunder. Perlu penyiangan pd ranting yg tidak
berguna, ujung cabang sekunder dipangkas & disisakan 2 helai
daun. Cabang sekunder yg tumbuh pd ruas yg ada buah ditebang karena
mengganggu pertumbuhan buah. Pengaturan cabang utama & cabang
primer agar semua daun pd tiap cabang tidak saling menutupi,
sehingga pembagian sinar merata, yg m’pengaruhi pertumbuhan baik
pohon/buahnya.
- Pembubunan
Lahan penanaman semangka dilakukan pembubunan tanah agar akar
menyerap makanan scr maksimal & dilakukan setelah beberapa hari
penanaman.
- Perempalan
Dilakukan melalui penyortiran & pengambilan tunas-tunas muda yg tidak
berguna karena m’pengaruhi pertumbuhan pohon/buah semangka yg sedang
berkembang. Perempelan dilakukan utk mengurangi tanaman yg terlalu
lebat akibat banyak tunas-tunas muda yg kurang bermanfaat.
- Pemupukan
Pemberian pupuk organik pd saat sebelum tanam tidak akan semuanya
terserap, maka dilakukan pemupukan susulan yg disesuaikan dgn fase
pertumbuhan. pd pertumbuhan vegetative diperlukan pupuk daun (Topsil
D), pd fase pembentukan buah & pemasakan diperlukan pemupukan
Topsis B utk memperbaiki kualitas buah yg dihasilkan. Pemberian
pupuk daun dicampur dgn insekstisida & fungisida yg disemprotkan
bersamaan scr rutin.
Adapun penyemprotan dilakukan sbg berikut:
a)
|
Pupuk daun diberikan pd saat
7, 14, 21, 28 & 35 hari setelah tanam;
|
b)
|
Pupuk buah diberikan pd saat
45 & 55 hari setelah tanam;
|
c)
|
ZA & NPK (perbandingan
1:1) dilakukan 21 hari setelah tanam sebanyak 300 ml, 25 hari setelah
tanam sebanyak 400 ml & 55 hari setelah tanam sebanyak 400 ml.
|
- Pengairan & Penyiraman
Sistim irigasi yg digunakan sistem Farrow Irrigation: air dialirkan
melalui saluran diantara bedengan, frekuensi pemberian air pd musim
kemarau 4-6 hari dgn volume pengairan tidak berlebihan. Bila dgn pompa
air sumur (diesel air) penyiraman dilakukan dgn bantuan slang
plastik yg cukup besar sehingga lebih cepat. Tanaman semangka
memerlukan air scr terus menerus & tidak kekurangan air.
- Waktu Penyemprotan
Pestisida
Selain pupuk daun, insktisida & fungisida, ada obat lain yaitu
ZPZ (zat perangsang tumbuhan); bahan perata & perekat pupuk
makro (Pm) berbentuk cairan. Dosis ZPT: 7,5 cc, Agristik: 7,5 cc
& Metalik (Pm): 10 cc utk setiap 14-17 liter pelarut.
Penyemprotan campuran obat dilakukan setelah tanaman berusia > 20
hari di lahan. Selanjutnya dilakukan tiap 5 hari sekali hingga umur
70 hari. Penyemprotan dilakukan dgn sprayer utk areal yg tidak
terlalu luas & menggunakan mesin bertenaga diesel bila luas
lahan ribuan hektar. Penyemprotan dilakukan pagi & sore hari
tergantung kebutuhan & kondisi cuaca.
- Pemeliharaan Lain
Seleksi calon buah m’rupakan pekerjaan yg penting utk memperoleh
kualitas yg baik (berat buah cukup besar, terletak antara 1,0-1,5 m
dari perakaran tanaman), calon buah yg dekat dgn perakaran berukuran
kecil karena umur tanaman relatif muda (ukuran sebesar telur ayam
dlm bentuk yg baik & tidak cacat). Setiap tanaman diperlukan
calon buah 1-2 buah, sisanya di pangkas.
Setiap calon buah ± 2 kg sering dibalik guna menghindari warna yg kurang
baik akibat ketidak-merataan terkena sinar matahari, sehingga warna
kurang menarik & menurunkan harga jual buah itu sendiri.
|
|
7. HAMA & PENYAKIT SEMANGKA
7.1.
|
Hama
Hama tanaman semangka dpt digolongkan dlm 2 kelompok: hama yg tahan & tidak
tahan terhadap peptisida.
Hama yg tidak tahan terhadap pestisida (Kutu daun, bentuk seperti kutu),
umumnya berwarna hijau pupus, hidup bergelombol, tidak bersayap, & mudah
berkembang biak. Gejala yg terjadi daun berberecak kuning, pertumbuhannya
terhambat. Pengendalian dilakukan scr non kimiawi & kimiawi dgn obatobatan.
Hama kedua adalah hama yg tahan terhadap pestisida seperti: tikus, binatang
piaraan (kucing, anjing & ayam). Pengendallian: menjaga pematang selalu
bersih, mendirikan pagar yg mengelilingi tanaman, pemasangan suatu alat yg menghasilkan
bunyi-bunyian bila tertiup angin & diadakan pergiliran jaga.
1.
|
Thrips
Berukuran kecil ramping, warna kuning pucat kehitaman, mempunyai sungut
badan beruas-ruas. Cara penularan scr mengembara dimalam hari, menetap
& berkembang biak.
Pengendalian: menyemprotkan larutan insektisida sampai
tanaman basah & merata.
|
2.
|
Ulat perusak daun
Berwarna hijau dgn garis hitam/berwarna hijau bergaris kuning, tanda
serangan daun dimakan sampai tinggal lapisan lilinnya & terlihat dari
jauh seperti berlubang.
Pengendalian: dilakukan scr non kimiawi & scr kimiawi.
|
3.
|
Tungau
Binatang kecil berwarna merah agak kekuningan/kehijauan berukuran kecil
mengisap cairan tanaman, membela diri dgn menggigit & menyengat.
Tandanya, tampak jaring-jaring sarang binatang ini di bawah permukaan
daun, warna dedaunan akan pucat.
Pengendalian: dilakukan scr non-kimiawi & dgn pestisida.
|
4.
|
Ulat tanah
Berwarna hitam berbintik-bintik/bergaris-garis, panjang tubuh 2-5 cm,
aktif merusak & bergerak pd malam hari. Menyerang daun, terutama
tunas-tunas muda, ulat dewasa memangsa pangkal tanaman.
Pengendalian:
(1)
|
penanaman scr serempak pd daerah
yg berdekatan utk memutus siklus hidup hama & pemberantasan sarang
ngengat disekitarnya;
|
(2)
|
pengendalian scr kimiawi,
dgn obat-obatan sesuai dgn aturan penanaman buah semangka.
|
|
5.
|
Kutu putih & Lalat buah
Ciri-ciri mempunyai sayap yg transparan berwarna kuning dgn bercak-bercak
& mempunyai belalai. Tanda-tanda serangan : terdapat bekas luka pd kulit
buah (seperti tusukan belalai), daging buah beraroma sedikit masam & terlihat
memar.
Pengendalian: dilakukan scr non kimiawi (membersihkan
lingkungan terutama pd kulit buah, tanah bekas hama dibalikan dgn dibajak/dicangkul).
scr kimiawi : dgn obat-obatan.
|
|
7.2.
|
Penyakit
1.
|
Layu Fusarium
Penyebab: lingkungan/situasi yg memungkinkan tumbuh jamur
(hawa yg terlalu lembab).
Gejala: timbul kebusukan pd tanaman yg tadinya lebat & subur,
lambat laun akan.
Pengendalian:
(1)
|
secara non kimiawi dgn pergiliran
masa tanam & menjaga kondisi lingkungan, menanam pd areal baru yg belum
ditanami, atau menanam benih yg sudah direndam obat;
|
(2)
|
secara kimiawi dilakukan
penyemprotan bahan fungisida scr periodik.
|
|
2.
|
Bercak daun
Penyebab: spora bibit penyakit terbawa angin dari tanaman
lain yg terserang.
Gejala: permukaan daun terdapat bercak-bercak kuning & selanjutnya
menjadi coklat akhirnya mengering & mati, atau terdapat rumbai-rumbai
halus berwarna abu-abu/ungu.
Pengendalian:
(1)
|
secara non kimiawi seperti
pd penyakit layu fusarium;
|
(2)
|
tanaman disemprot dgn fungisida
yg terdiri dari Dithane M 45 dosis 1,8-2,4 gram/liter; Delsene MX 200
dgn dosis 2-4 gram/liter, Trimoltix 65 Wp dosis 2-3 gram/liter & Daconil
75 Wp dosis 1-1,5 gram/liter.
|
|
3.
|
Antraknosa
Penyebab: seperti penyakit layu fusarium.
Gejala: daun terlihat bercak-bercak coklat yg akhirnya
berubah warna kemerahan & akhirnya daun mati. Bila menyerang buah,
tampak bulatan berwarna merah jambu yg lama kelamaan semakin meluas.
Pengendalian:
(1)
|
dilakukan scr non kimia
sepeti pengendalian penyakit layu fusarium;
|
(2)
|
menggunakan fungisida
Velimex 80 WP dosis 2-2,5 gram/liter air.
|
|
4.
|
Busuk semai
Menyerang pd benih yg sedang disemaikan.
Gejala: batang bibit berwarna coklat, merambat & rebah
kemudian mati.
Pengendalian: benih direndam di dlm obat Benlate 20 WP
dosis 1-2 gram/liter air & Difolathan 44 FF dosis 1-2 cc/liter air.
|
5.
|
Busuk buah
Penyebab: jamur/bakteri patogen yg menginfeksi buah
menjelang masak & aktif setelah buah mulai dipetik.
Pengendalian: hindari & cegah terjadinya kerusakan
kulit buah, baik selama pengangkutan maupun penyimpanan, pemetikan buah
dilakukan pd waktu siang hari tidak berawan/hujan.
|
6.
|
Karat daun
Penyebab: virus yg terbawa oleh hama tanaman yg berkembang
pd daun tanaman.
Gejala: daun melepuh, belang-belang, cenderung berubah
bentuk, tanaman kerdil & timbul rekahan membujur pd batang.
Pengendalian: sama seperti penyakit layu fusarium. Belum
ditemukan obat yg tepat, sehingga tanaman yg terlanjur terkena harus,
supaya tidak menular pd tanaman sehat.
|
|
7.3.
|
Gulma
Selain gangguan oleh hama & penyakit, gangguan juga disebabkan kekurangan/kelebihan
unsur hara yg m’pengaruhi pertumbuhan & perkembangan tanaman. Pohon
semangka yg kekurangan & kelebihan unsur hara tersebut, menderita
akibat adanya gulma (tanaman pengganggu).
|
8. PANEN SEMANGKA
8.1.
|
Ciri & Umur Panen
Umur panen setelah 70-100 hari setelah penanaman. Ciri-cirinya: setelah
terjadi perubahan warna buah, & batang buah mulai mengecil maka buah
tersebut bisa dipetik (dipanen). Masa panen dipengaruhi cuaca, & jenis
bibit (tipe hibrida/jenis triploid, maupun jenis buah berbiji).
|
8.2.
|
Cara Panen
Dalam pemetikan buah yg akan dipanen sebaiknya dilakukan pd saat cuaca
cerah & tidak berawan sehingga buah dlm kondisi kering permukaan
kulitnya, & tahan selama dlm penyimpananan ataupun ditangan para
pengecer. Sebaiknya pemotongan buah semangka dilakukan beserta tangkainya.
|
8.3.
|
Periode Panen
Panen dilakukan dlm beberapa periode. Apabila buah scr serempak dpt dipanen
scr sekaligus, tetapi apabila tidak bisa bersamaan dpt dilakukan 2 kali.
Pertama dipetik buah yg sudah tua, ke-dua semuanya sisanya dipetik semuanya
sekaligus. Ke-tiga setelah daun-daun sudah mulai kering karena buah sudah
tidak dpt berkembang lagi maka buah tersebut harus segera dipetik.
|
8.4.
|
Perkiraan Produksi
Hasil produksi dari masing-masing pohon semangka perlu diadakan pembatasan
hasil buahnya, sehingga dpt diperkirakan jumlah produksinya. scr wajar,
jumlah buah berkisar antara 2-3 buah setiap pohon (1 buah pd cabang pohon
& 2 buah pd batang utama dari pohon), dgn berat buahnya ± 6-8 kg per
pohon.
|
9. PASCA PANEN SEMANGKA
9.1.
|
Pengumpulan
Pengumpulan hasil panen sampai siap dipasarkan, harus diusahakan sebaik
mungkin agar tidak terjadi kerusakan buah, sehingga akan m’pengaruhi mutu
buah & harga jualnya. Mutu buah dipengaruhi adanya derajat kemasakan yg
tepat, karena akan m’pengaruhi mutu rasa, aroma & penampakan daging
buah, dgn kadar air yg sempurna.
|
9.2.
|
Penyortiran & Penggolongan
Penggolongan ini biasanya tergantung pd pemantauan & permintaan
pasaran.
Penyortiran & penggolongan buah semangka dilakukan dlm beberapa klas
antara lain:
1) Kelas A : berat = 4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.
2) Kelas B : berat ± 2-4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.
3) Kelas C : berat < 2 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.
|
9.3.
|
Penyimpanan
Penyimpanan buah semangka di tingkat pedagang besar (sambil menunggu harga
lebih baik) dilakukan sbg berikut:
1)
|
Penyimpanan pd suhu rendah
sekitar 4,4 derajat C, & kelembaban udara antara 80-85%;
|
2)
|
Penyimpanan pd atmosfir
terkontrol (merupakan cara pengaturan kadar O2 & kadar CO2 dgn asumsi
oksigen atau menaikan kadar karbon dioksida (CO2), dpt mengurangi proses
respirasi;
|
3)
|
Penyimpanan dlm ruang tanpa
pengatur suhu: m’rupakan penyimpanan jangka pendek dgn cara memberi alas
dari jerami kering setebal 10-15 cm dgn disusun sebanyak 4-5 lapis & setiap
lapisnya diberi jerami kering.
|
|
9.4.
|
Pengemasan & Pengangkutan
Di dlm mempertahankan mutu buah agar kondisi selalu baik sampai pd tujuan
akhir dilakukan pengemasan dgn proses pengepakan yg scr benar & hati-hati.
1)
|
Menggunakan tempat buah yg standar
utk mempermudah pengangkutan.
|
2)
|
Melindungi buah saat
pengangkutan dari kerusakan mekanik dpt dihindari.
|
3)
|
Dibubuhi label pd peti kemas
terutama tentang mutu & berat buah.
|
|
9.5.
|
Penanganan Lain
Pemasaran m’rupakan salah satu faktor penting, maka perlu diperhatikan
nilai harga & jalur-jalur pemasaran mulai dari produsen (petani) sampai
konsumen. Semakin cepat dikonsumsi semakin tinggi harga jualnya. Pemasaran
biasa dilakukan melalui sistem borongan dgn harga yg lebih rendah, atau
melalui beberapa tahapan (seperti produsen, pengumpul, pengecer).
|
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan permasalahan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa:
1.
Teknologi produksi semangka dengan
menggunakan pupuk bio-mikoriza akan membuat tanaman semangka meningkat dari
kuantitas serta rasa manisnya.
2.
Prospek agribisnis semangka cukup bagus
untuk dikembangkan karena selain rasa yang diminati, juga terkandung banyak
manfaat yang baik untuk pemenuhan kebutuhan.
3.
Perhitungan analisa usaha tani dari
komoditi semangka, dapat memberikan keuntungan yang cukup besar dengan nilai
R/C rasio sebesar 1,76.
4.2
Saran
Berdasarkan
makalah yang telah kami susun, masyarakat atau petani agar tidak ragu untuk
bertanam buah semangka karena budidaya tanaman buah semangka akan menghasilkan
untung besar jika budidayanya dilakukan
dengan cara yanng benar, selain itu pupuk bio-mikoriza juga akan sangat
menunjang pencapaian produktifitas yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Budi, Samadi.1996. Semangka Tanpa Biji. Yogyakarta: Kanisius.
Harmastini, 2005. Pembangunan Kawasan Lahan Berpasir Di Daerah
Istimewa Yogyakarta Melalui Teknologi Pertanian Ramah Lingkungan. Laporan
Kemajuan IPTEKDA. Puslitbang Bioteknologi LIPI Cibinong.
Kemal, Prihatman. 2000. Semangka (Citrullus vulgaris). Jakarta: Media Unika
Masyhudi, M.F., Tri Hartini,
R. Hendrata dan EW, Wiranti.2005. Pembangunan
Kawasan Lahan Berpasir Di Daerah Istimewa Yogyakarta Melalui Teknologi
Pertanian Ramah Lingkungan. Laporan Hasil Kegiatan Kerjasama BPTP
Yogyakarta dengan IPTEKDA LIPI.
Matarani,
Jawaller.1997. Pengaruh Jarak Tanam dan
Dosis Kompos Terhadap Pertumbuhan dan Produjsi Semangka. JAkata : Media Unika
Wihardjo,
Suwandi.1993. Bertanam Semangka.
Yogyakarta:
Kanisius
Winarti,
M.G.1992. Pengaruh Pupuk dan OST Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman semangka (Citrulus Vulgaris Schrd). Yogyakarta: Kanisius
No comments:
Post a Comment